Kamis, 19 Februari 2015

Rencana Untuk Hari Esok

Sesungguhnya kita manusia tidak tahu kapan hari kiamat terjadi,kita juga tidak tahu kapan turunnya hujan,laki’’atau perempuankah yang ada di dalam kandungan seoroang ibu.di bumi manakah kita akan meninggal kita tidak tahu.begitu juga kita tidak tahu pasti apa yang kita lakukan untuk hari esok,seluruhnya itu yang tahu hanyalah ALLAH SWT.
                     Kaum muslimin muslimat rahima kumullah
Sekalipun demikian kita manusia di perintahkan untuk berusaha,apa’’yang bermanfaat kita kerjakan,dan apa’’yang merugikan kita tinggalkan.kita semua tidak tahu apa yang akan di peroleh untuk hari esok.beruntungkah atau celaka,kita tidak tahu.tapi yang jelas kita di tuntut untuk berbuat sesuatu yang dapat bermanfaat bagi kita di hari esok dan selanjutnya
                        Sebagaimana firman ALLAH SWTyang berbunyi;
‘’YAA AYYUHALLASINA AMANUTTAKULLAHA WALTANSUR NAFSUMAA QADDAMAN LIGADAN WATTAKULLAHA’’
Yang artinya;
                     Hai orang’’yang beriman,bertaqwalah kamu kepada ALLAH SWT.dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah di lakukannya untuk hari esok,dan bertaqwalah kamu kepada ALLAH SWT.
                     KAUM MUSLIMIN MUSLIMAT RAHIMA QUMULLAH
Dari ayat tersebut jelaslah .bahwa kita manusia di perintahkan agar menyiapkan bekal untuk hari esok.yang di maksud bekal di sini ialah,yang berupa [materi atau imateri],dalam mencapai kedua bekal tersebut,ADA HADIS YANG MENGATAKAN BAHWA;
                    ‘’Bekerjalah untuk duniamu,seakan akan kamu hidup selama-lamanya.dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati di hari esok
                    KAUM MUSLIMIN MUSLIMAT RAHIMA KUMULLAH
Dalam urusan materi,kita sangat ketinggalan dengan orang’’ghairul islam.jika orang’’ghairul islam begitu rajin dalam bekerja dan tidak suka membuang-buang waktu,semua itu tidak di perintahkan agamanya,melainkan kemauannya sendiri untuk menjadi orang kaya.sedangkan kita ummat islam,yang jelas’’di perintahkan oleh agama,mala kita tidak mau mengerjakannya.
                       SEBAGAIMANA SABDA RASULULLAH SAW YANG BERBUNYI
‘’IHRIS ALA MAA YANFAUKA WASTAIN BILLAHI WALA TANGJIS’’
                       Yang artinya;
                                 Hendaklah engkau berusaha terhadap apa’’yang bermanfaat untuk-mu,dan minta tolonglah kepada ALLAH SWT.dan janganlah engkau merasa lemah [tak mampu]
Dalam urusan imateri,yang harus di persiapkan untuk hari esok ialah dengan meneliti perjalanan hidup yang telah di lalui.dalam mempersiapkan bekal untuk hari esok.
                        RASULULLAH PERNAH BERPESAN BAHWA
v ‘’JAGALAH 5 PERKARA SEBELUM DATANG 5 PERKARA’’
1.       JAGA MUDA-MU SEBELUM ENGKAU TUA
2.       JAGA SEHAT-MU SEBELUM ENGKAU SAKIT
3.       JAGA KAYA-MU SEBELUM ENGKAU MELARAT
4.       JAGA SEMPAT-MU SEBELUM ENGKAU SEMPIT
5.       JAGA HIDUP-MU SEBELUM ENGKAU MENINGGAL

*      DEMIKIANLAH YANG SEMPAT SAYA SAMPAIKAN,KURANG LEBIHNYA MOHON DI MAAFKAN KARNA SAYA HANYALAH MANUSIA YANG TAK LUPUT DARI KESALAHAN.DAN SAYA AKHIRI DENGAN UCAPAN,
                                                             NUNKALAMI WAMAYAS URUN SUMMA

ASSALAMU ALAIKUM WARAH MATULLAHI WABARAKATU.......’’

Senin, 09 Februari 2015



LAPORAN PRAKTIKUM PENGAWETAN INVERTEBRATA
FILUM ECHINODERMATA DAN FILUM PORIFERA
D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
KELAS  X  SAINS  5
KELOMPOK  6

SMA NEGERI 1 PINRANG
TAHUN AJARAN 2013/2014
PRAKTIKUM PENGAWETAN INVERTEBRATA


DISUSUN OLEH : KELAS X SAINS 5


KELOMPOK :6



Nama      : Mirdayanti
NIS          : 15775


Nama      :Widya ayu ningsih
NIS          : 15791


Nama      : Sulfitri
NIS          : 15789


Nama      :Muh.Irwan.R
NIS          : 157102


Nama:   Sry Retno Merlyani

NIS          : 15787


Nama      : Sarmin
NIS          : 157104



SMA NEGERI 1 PINRANG
TAHUN AJARAN 2013/2014

DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR
SAMPUL DALAM……………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...iii
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………....v
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………vi
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang……………………………………………………….1
B.Rumusan Masalah…………………………………………………….1
C.Tujuan Penelitian……………………………………………………..2
D.Manfaat Penelitian……………………………………………………2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
            A.Pengertian Praktikum………………………………………………...3
            B.Ciri ciri hewan invertebrata ………………………………………….3
            C.Struktur hewan invertebrata..................................................................3
BAB III METODE PENELITIAN
            A.Alat dan Bahan……………………………………………………….4
            B.Cara Kerja…………………………………………………………….5







BAB IV PEMBAHASAN
            A.Hasil Penelitian……………………………………………………….6
            B.Pembahasan…………………………………………………………..7
                        1.Tujuan pengawetan hewan ………………………..………….7
                        2.Klasifikasi hewan invertebrata ……………………………….7
Ø  Bulu babi…………………………………………..........9

Ø  Porifera…………….......................................................12
BAB V PENUTUP
            A.Kesimpulan………………………………………………………….19
            B.Saran……………………………………………………...………....19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………....20
LAMPIRAN…………………………………………………………………..21
           















KATA PENGANTAR




Assalamualaikum Wr.Wb.

            Puji syukur tim peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT,atas segala limpahan Rahmat dan Karuni-Nya. Sehingga tim peneliti dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dengan judul “Praktikum pengawetan Invertebratadengan tepat waktu.
           
            Laporan penelitian ini dibuat berdasarkan hasil penelitian tim peneliti terhadap Bulu Babi(Diadema Paucipinum) dan Poterion sejenis Porifera yang diawetkan dengan  Pengawetan Basah dan kering.

            Dalam menyelesaikan laporan ini tim peneliti mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu tim peneliti megucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1.Ridhawati Madjid, S,Pd selaku Guru Biologi tim peneliti.
2.Nurul Asmi selaku Tutor tim peneliti.

            Dalam laporan peneliti ini tentu saja banyak kekurangan. Oleh karena itu,saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan agar dapat dijadikan motivasi demi kesempurnaan laporan penelitian ini.

            Demikian laporan hasil penelitian ini semoga bermanfaat bagi semua pihak dan dapat digunakan sebaimana mestinya.

Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.



Pinrang,15 April 2014

                                    Tim Penyusun


LEMBAR PERSETUJUAN
PENELITIAN ZOOLOGI INVERTEBRATA




Hari / Tanggal                         :Minggu,6 April 2014
Tempat                                    : Lab.Biologi SMA Negeri 1Pinrang
Jam                                          : 15.05 WITA



TIM PENYUSUN                            

KELOMPOK :6


ANGGOTA                           :
v MIRDAYANTI
v SULFITRI
v SRY RETNO MELIANI
v WIDYA AYU NINGSIH
v MUHAMMAD  IRWAN.R
v SARMIN


                                                         Mengetahui :
                                               
                                                                                                           Pinrang,30 November 2013
    TUTOR                                                                                    KETUA KELOMPOK                                                                                                                                             

                                                                                   

NURUL  AZMI                                                                                                 MIRDAYANTI          
NIS :    15472                                 Guru biologi                                 NIS : 15775                                                                                                                     

                                              
          RIDAWATI  MADJID ,S.pd
                                              NIP:198005262012122001
v



BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Biologi berasal dari bahasa Yunani,yaitu bios yang artinya hidup dan logos yang artinya ilmu. Biologi artinya ilmu yang memepelajari seluk beluk makhluk hidup,Biologi berkembang dari hasil kerja para peneliti biologi, menggali pengetahuan dari objek-objek biologi. Sebagai Objeknya adalah semua makhluk hidup.
Invertebrata merupakan kelompok hewan yang jumlahnya sangat besar, terdiri dari berbagai filum, yaitu Porifera, Cnidaria (Coelenterata), Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata. Salah satunya yaitu contoh  filum Echinodermata  bulu babi(Echinodea) dan  filum Poterion sejenis Porifera.
Semua hewan yang tidak memiliki tulang belakang dikelompokkan dalam Invertebrata (avertebrata). Hewan invertebrata ada yang tersusun oleh satu sel (uniselluler) dimana seluruh aktivitas kehidupannya dilakukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan hewan invertebrata yang tersusun oleh banyak sel (multiselluler/metazoa) sel selnya mengalami deferensisasi dan spesialisasi membentuk jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin komplek.
            Dari hal tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengetahui cara pengawetan invertebrata pada bulu babi dan poteroin.

B.Rumusan Masalah
1.         Apakah tujuan pengawetan pada hewan invertebrata?
2.      Bagaimanakah pembagian animalia tersebut?





C. Tujuan Penelitian
 Adapun tujuan dalam penelitian pengawetan invertebrata yaitu :
Ø  untuk mengetahui tata cara pengawetan   basah dan kering pada hewan invertebrata .
Ø  untuk mengetahui  klasifikasi  invertebrata serta dapat mengklasifikasikannya
Ø  Mencari tahu pembagian animalia serta bentuk animalia itu.

  D.Manfaat penelitian
            Adapun manfaat dari penelitian Praktikum Invertebrata yaitu:
Ø  Sebagai ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan.
Ø  Dapat memberikan informasi kepada khalayak tentang tata cara pengawetan pada hewan invertebrata khususnya pada bulu babi dan poterion yang sejenis porifera .
Ø   Sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta klasifikasi Invertebrata.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   Pengertian Praktikum
            Kata praktikum berasal dari kata praqtiqu (perancis),Practicus (Latin), atau practikos (Yunani) yang secara harafiah berarti “aktif”atau prattein/ prassein (yunani ) yang berarti “mengerjakan”.
            Dalam bahasa inggris,praktikum sama dengan exercise yang secara harafiah berarti “tetap aktif” yang juga bermakna sama dengan“latihan”.
            Praktikum adalah kegiatan terstruktur dan terjadwal yang memberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman yang nyata dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang teori atau menguasai tentang keterampilan tertentu yang berkaitan dengan suatu pengetahuan atau suatu pelajaran.
B.    Ciri ciri Hewan Invertebrata
                                           
Secara umum berikut ini adalah ciri-ciri hewan invertebrata :
v  Hewan merupakan organisme eukariota, multiseluler, heterotrofik. hewan memasukkan bahan organik yang sudah jadi, ke dalam tubuhnya dengan cara menelan (ingestion) atau memakan organisme lain, atau memakan bahan organik yang terurai.
v  Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel yang menyokong tubuh dengan kuat.
v  Sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual,
v  Alat pernapasan pada hewan bermacam-macam tergantung pada tempat hidupya, ada yang bernapas dengan paru-paru seperti kucing dan insang seperti ikan.
C.   Struktur Tubuh Invertebrata
Kelompok hewan tidak bertulang belakang (invertebrata) merupakan kelompok hewan yang paling banyak di muka bumi, hampir 2 juta jenis yang telah dikenali saat ini. Hidup pada lingkungan yang beragam, dari lingkungan hutan, gua, sampai lumpur dasar laut. Hewan tidak bertulang belakang dikelompokkan menjadi  hewan bersel satu, hewan berpori, hewan berongga, cacing, hewan lunak, hewan berkulit duri, dan hewan berkaki beruas-ruas.

BAB III
METODE PENELITIAN


A.Alat dan Bahan
1.      Alat :
·         Alat suntik
·         Toples
·         Plaster
·         Ember
·         Penjepit
·         Kamera
·         ATM (Alat tulis menulis)

2.      Bahan :
·         spesimen(Diadema Paucipinum dan Poterion)
·         Formalin
·         Alkohol
·         Aquades










3.      Cara Kerja
ü  Cara Kerja untuk Pengawetan Basah terhadap hewan Bulu  Babi,yaitu:
1)      Siapkan alat dan bahan yang akan diawetkan yaitu hewan spons dan Bulu babi.
2)      Gunakan penjepit untuk mengambil Bulu babi yang ada dalam ember.Kemudian,masukkan ke dalam toples yang sudah disediakan.
3)      Setelah kedua spesimen tersebut berada dalam toples.Toples tersebut diisi dengan aquades sampai setengah toples.
4)     
5
Kemudian,ditambahkan alkohol sebanyak 1,0 cc dan formalin sebanyak 0,5 cc.
5)      Setelah itu,toples ditutup dengan rapat menggunakan plester dan diberi label nama kelompok yang melakukan pengawetan tersebut.
6)      Awetan disimpan, di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, sebab warna akan cepat luntur.

ü  Cara Kerja untuk Pengawetan Kering terhadap Hewan Poterion,yaitu:
1)      Siapkan alat dan bahan yang akan diawetkan yaitu Bintang laut.
2)      Ambillah Poterion yang ada dalam ember dan letakkan diatas meja praktikum untuk disuntik.
3)      Suntiklah Poterion dengan formalin sebanyak 0,1 cc tiap tentakelnya.
4)      Setelah itu jemurlah di bawah terik matahari.






BAB IV
PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian
Echinoidea
Echinoidea yang bertubuh pipih misalnya dolar pasir (Echinarachnius parma).Permukaan sisi oral tubuhnya pipih, sedangkan sisi aboralnya agak cembung.Tubuhnya tertutupi oleh duri yang halus dan rapat.Durinya berfungsi untuk bergerak, menggali, dan melindungi permukaan tubuhnya dari kotoran.Kaki ambulakral hanya terdapat di sisi oral yang berfungsi utuk mengangkut makanan.
Porifera
Porifera merupakan hewan yang berpori dan sering juga disebut hewan berongga karena seluruhn tubuhnya dipenuhi oleh lubang-lubang kecil yang disebut pori. .  Bentuk tubuh spons yang didukung oleh rangka yang terdiri dari spikula yang dibentuk oleh sel-sel yang tersebar didalam mesoglea, spikula  cukup keras yang tersusun dari sel ikat atau zat kapur  Karena hewan ini memiliki ciri yaitu tubuhnya berpori seperti busa tau spons sehingga porifera disebut juga sebagai hewan spons.


B.Pembahasan
4.1       Tujuan Pengawetan Hewan
,           Tanpa adanya sistem pengawetan yang baik, hewan yang ditemukan dan dikoleksi dilapangan tidak akan mengalami kerusakan, misalnya akibat pengerutan atau pembusukan.. Herbarium kering Pengawetan kering dilakukan dengan mengeringkan hewan  dibawah terik matahari hingga kadar air yang sangat rendah, sehingga organisme  perusak/penghancur tidak bekerja., sedangkan herbarium basah dibuat dengan cara memasukan spesimen tanaman ke dalam botol yang berisi campuran larutan aquades dan formalin.
pembuatan awetan spesimen diperlukan untuk tujuan pengamatan spesimen secara praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru. Terutama untuk spesimen-spesimen yang sulit di temukan di alam.untuk awetan kering.
4.2       Klasifikasi (pembagian)Hewan Invertebrata yaitu:
v  Phylum Porifera. Porifera adalah binatang atau hewan berpori karena tubuhnya berpori-pori mirip spon dengan bintang karakter terkenal spongebob squarepants hidup di air dengan memakanmakanan dari air yang disaring oleh organ tubuhnya. Contohnya: bunga karang, spons, grantia.
v  ;Phylum Cnidaria. Cnidaria adalah hewan berongga bersel banyak yang memiliki tentakel contohnya seperti ubur-ubur dan polip. Simetris tubuh coelenterata adalah simetris bilateral hidup di laut. Contohnya yaitu hydra, koral, polip dan jellyfish atau ubur-ubur.
v  Phylum Platyhelminthes . Platyhelminthes adalah binatang sejenis cacing pipih dengan simetri tubuh simetris bilateral tanpa peredaran darah dengan pusat syarah yang berpasangan. Cacing pipih kebanyakan sebagai biang timbulnya penyakit karena hidup sebagai parasit pada binatang / hewan atau manusia. Contohnya antara lain seperti planaria, cacing pita, cacing hati, polikladida.
v  Phylum Nemathelminthes. Nemathelminthes atau cacing gilik / gilig adalah hewan yang memiliki tubuh simetris bilateral dengan saluran pencernaan yang baik namun tiak ada sistem peredaran darah. Contoh cacing gilik : cacing askaris, cacing akarm cacing tambang, cacing filaria.
v  Phylum Annelida atau Anelida  adalah cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup.. Contohnya yakni cacing tanah, cacing pasir, cacing kipas, lintah / leeches.
v  ;Phylum Mollusca atau Moluska adalah hewan bertubuh lunak tanpa segmen dengan tubuh yang lunak yang berbentuk cangkang atau cangkok untuk perlindungan diri dari serangan predator dan gangguan lainnya. Contoh molluska : kerang, nautilus, gurita, cumi-cumi, sotong, siput darat, siput laut, chiton.
v  Phylum / Filum Arthropoda. Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa.
v  Phylum /filum Echinodermata .Echinodermata adalah hewan yang berkulit duri dan kelompok hewan ini memiliki Eksosokeleton yang tersusun atas lempengan lempengan kapur  dan tubuhnya sudah membentuk rongga tubuh yang berisi cairan seperti limfa untuk membasahi organ organ dalam.contoh :bulu babi ,bintang laut ,teripang ,dollar pasir ,bintang mengular ,lili laut dan bintang berbulu.     









Bulu Babi
           
            Echinoidea yang bertubuh pipih misalnya dolar pasir (Echinarachnius parma).Permukaan sisi oral tubuhnya pipih, sedangkan sisi aboralnya agak cembung.Tubuhnya tertutupi oleh duri yang halus dan rapat.Durinya berfungsi untuk bergerak, menggali, dan melindungi permukaan tubuhnya dari kotoran.Kaki ambulakral hanya terdapat di sisi oral yang berfungsi utuk mengangkut makanan.

1.) Klasifikasi bulu babi
Kingdom           : Animalia                              
Phylum              : Echinodermata
Class                  : Echinoidea
Genus                : Echinos
Spesies               : Echinos seculentus


2.) Morfologi
Ø  Berbentuk bulat dan berlengan pendek.
Ø  Habitatnya di laut.
Ø  Simetri radial
Ø  Dinding tubuh berupa kepingan kapur.
Ø  Tubuh dilengkapi dengan duri spina yang digunakan untuk bergerak .

3.) Sistem Saraf Bulu Babi
Sistem saraf dibentuk oleh saraf cincin yang mengelilingi kerongkongan.

4.) Sistem Pencernaan Bulu Babi
Sistem pencernaannya sempurna, terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus tetapi ada juga yang tidak memiliki anus.




5.) Habitat dan Jenis Makanan Bulu Babi
Hewan ini hidup dilaut dangkal, laut dalam, dan tepi pantai. Hewan ini memakan bermacam- macam makanan laut, misalnya jasad renik atau organisme kecil lainnya.

6.) Sietem Pernafasan dan Ekskresi
Pernafasan Bulu Babi menggunakan paru- paru kulit atau dermal branchiae(papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini dilindungi silia dan pediselaria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Ada pula beberapa jenis Echinodermata yang bernafas menggunakan kaki tabung. Sisa –sisa metabolism yang terjadi di dalam sel-sel tubuh akan diangkut oleh amobacyte (sel-sel ameboid) ke dermal branchie untuk selanjutnya dilepas keluar tubuh.

            7.) Sistem Penyusun Tubuh Bulu Babi
Hewan ini mempunyai kerangka dalam yang tersusun atas lempeng- lempeng kapur,yang bersendi antara satu dengan lainnya dan terdapat didalam kulit, pada umumnya hewan ini punya duri- duri kecil yang tumpul dan pendek.

            8.) Sistem Reproduksi Bulu Babi
Echinos memiliki alat kelamin yang terpisah, pembuahan terjadi secara eksternal, yaitu di air laut. Telur dibuahi akan membelah secara cepat berkembang menjadi  larva(bipinnaria) berbentuk simetri bilateral yang berenang bebas di dalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa, bentuk tubuhnya  berubah menjadi simetri radial.
Gbr. 2 Diadema tanpa duri

9.)Anatomi


Tubuh bulu babi sendiri terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian oral, aboral, dan bagian diantara oral dan aboral. Pada bagian tengah sisi aboral terdapat sistem apikal dan pada bagian tengah sisi oral terdapat sistem peristomial. Lempeng-lempeng ambulakral dan interambulakral berada diantara sistem apikal dan sistem peristomial.


        Tubuh bulu babi memiliki satu rongga utama yang berisi lentera aristoteles dan organ pencernaan. Lentera aristoteles terdiri dari lima buah gigi yang disatukan oleh suatu substansi berkampur dan dikelilingi oleh otot pengulur dan penarik. otot ini berperan mengatur pergerakan gigi. Lentera aristoteles berfungsi seperti mulut dan gigi yang bertugas mengambil, memotong dan menghaluskan makanan, Esophagus, usus halus, usus besar dan anus tersusun melingkari lentera aristoteles membentuk suatu sistem pencernaan.


10.) Peranan Bulu Babi
Echinodea berperan dalam rantai makanan dan menjaga keseimbangan ekosistem laut. Sampah-sampah organisme tak akan hilang begitu saja.(Echinodea) berperan penting terhadap perputaran bahan organik di dasar laut. Oleh karena itu Bulu Babi, Ular Laut, Bintang Laut, dan hewan Echinodermata sering disebut dengan hewan pembersih laut dan pantai. 
           
            Di Negara seperti Mediterania, New Zeland, dan Amerika Utara, bulu babi lazim dikonsumsi mentah bersama perasan jeruk lemon. Sementara itu di Jepang, bulu babi populer sebagai pelengkap kuliner sushi juga sashimi. Jika membandingkan dengan potensi laut Indonesia, maka seharusnya bulu babi tak hanya dijadkan sampah melainkan berkah ekonomi bagi masyarakat kita        Dengan komposisi senyawa yang dikandungnya, bulu babi cukup bergizi untuk di konsumsi. Tak hanya itu, binatang ini juga terbukti mampu menyembuhkan beberapa jenis penyakit misalnya mereduksi kolesterol jahat dalam darah, menurunkan tekanan darah, memperbaiki sistem metabolisme, menambah vitalitas, dan masih banyak lagi lainnya. Sementara itu, tak hanya bagian telur yang berguna. Sebab hampir semua bagian tubuh bulu babi memiliki manfaat. Sebut saja cangkangnya, bagian ini bisa diolah menjadi tepung yang digunakan sebagai pakan ternak.
                              




                              Porifera
               
Porifera adalah hewan yang berlubang lubang (berpori), hidup di air tawar, dirawa, dilaut yang dangkal , air jernih dan tenang. Tubuhnya tersusun atas jaringan diploblastik ( dua lapisan jaringan ). Lapisan luar tersusun oleh sel epidermis dan lapisan dalam tersusun atas sel sel leher (koanosit). Tubuh menyerupai vas bunga, memiliki rongga tubuh (spongosol) dan lubang keluar (oskulum), tubuh lunak, permukaannya berpori (ostium).
Porifera memiliki dua lapisan jaringan, yaitu:
a. Lapisan luar, tersusun atas sel sel yang berbentuk pipih, berfungsi sebagai epidermis. Sel ini dinamakan pinakosit.
b. Lapisan dalam, tersusun atas sel sel berbentuk corong dan memiliki flagel. Sel ini dinamakan koanosit.

1.)    Klasifikasi Poterion(spongia)

Kingdom     :     Animalia
                                                        
Phylum     :     Porifera                                                                     

Class         :   Demospongia
Ordo         :   Dictioceratida                                                
 Famili        :   Dictioceratidaceaer
Genus      :   Callyspongia

Species   :  Aerizusa




2.)   Anatomi Porifera
Porifera hidup di air laut dan air tawar, tapi kebanyakan hidup di laut mulai dari daerah perairan pantai yang dangkal hingga kedalaman 5,5 km. Bentuk tubuhnya seperti tabung atau jambangan bunga yang bersifat simetris radial. Di dalam tubuhnya terdapat rongga tubuh yang disebut spongosol. Dalam fase hidupnya mengalami dua bentuk, yaitu polip (hidup berenang bebas). Ini terjadi pada fase larva. Lalu yang kedua sessil (hidup menetap) setelah dewasa.
    Struktur tubuh porifera terdiri atas dua lapisan yaitu epidermis dan endodermis. Epidermis (lapisan luar) terdiri atas sel-sel epithelium berbentuk pipih (pinakosit). Endodermis terdiri atas sel berflagela yang berfungsi mencerna makanan dan bercorong yang disebut sel leher atau koanosit. Di antara kedua lapisan itu terdapat bahan gelatin yang disebut mesoglea. Mesoglea terdiri atas beberapa macam sel, yakni :
        Kerangka pada porifera merupakan kerangka luar atau eksoskeleton. Kerangkanya dapat berupa kapur seperti pada Calcarea, dapat pula rangka silikat  seperti yang dimiliki hexactinellida, atau kerangka lunak (spongin) pada Demospongia.

3.) Klasifikasi Porifera
            Berdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu Hexactinellida atau Hyalospongiae, Demospongiae, dan Calcarea (Calcisspongiae)
1)    Hexactinellida
            Hexactinelida merupakan porifera yang tersebar luas pada semua lautan. Habitat utama dari porifera ini adalah pada lautan dalam. Ciri yang membedakan kelas ini dari kelas lain adalah kerangkanya yang disusun oleh spikula silikat. Kerangka spons pada kelas hexactinelida tidak memiliki jaringan spongin.
·      Sub Kelas Hexasterophora
            Ciri khas yang ada pada subkelas ini adalah microscleres parenchimalnya berupa hexaster. Contoh Euplectella
·      Sub Kelas Amphidiscorpha
            Ciri utama pada sub kelas ini adalah microscleres parenchimalnya berupa Amphidics. Contoh Hyalonema
2)   Demospongia
            Porifera yang termasuk dalam kelas Demospongia memiliki kerangka berupa empat spikula silica atau dari serabut spongin atau keduanya. . Porifera yang masuk dalam kelompok Demospongia memiliki penyebaran yang paling luas dari daerah tidal hingga kedalaman abvasal. Beberapa bentuk memiliki habitat di air tawar.
·      Sub kelas Tetractinomorpha
            Ciri Utama dari sub kelas Tetractinomorpha adalah memiliki megaskleres tetraxonid dan monoxonid, mikroskleres asterose dan kadang-kadang tidak memiliki serat spongin. Tubuh spons ini memiliki bentuk  radial dan perkembangan cortical  axial mengalami kemajuan. Kelompok ini mencakup spesies ovipar dengan stereogtastrula. Famili yang primitive menetaskan amphiblastulae.
1.    Ordo Homosclerophorida
Porifera dalam ordo ini merupakan Tetractinomorpha primitive  yang memiliki struktur Leuconoid homogen dengan sedikit dareah terdeferensiasi. Larva menetas berupa amphiblastula. Spikulanya berupa teract berukuran kecil. Beberapa  spesies tidak memiliki rangka seperti pada Oscarella.
2.    Ordo Choristida
 Porifera yang termasuk ordo Choristida paling tidak memiliki beberapa megaskleres tetraxons, biasanya berupa triaenes, mikroskleres berupa aster, sterptaster atau sigmasprae yang khas. Contoh Geodia dan, Aciculites.
·      Sub Kelas Ceractinomorpha
            Ciri utama yang menjadi dasar pengklasifikasian dari sub kelas Ceractinomorpha adalah larvanya yang berupa stereogastrula, megaskleresnya berupa monaxonid, dan mikrosklesesnya berupa sigmoid atau chalete. Aster tidak pernah ditemukan. Pada rangkanya juga sering ditemukan sponging B tetapi dalam jumlah yang bervariasi.
1.    Ordo Halichondrida. Porifera yang ada dalam ordo Halichomonacndrida memiliki Kerangka megaskleres berupa monactinal dan atau diactinal serta tidak memiliki microskleres. Contoh Halichondrida, Hymeniacidondan, Ciocalypta
2.    Ordo Poecilosclerida. Porifera yang masuk dalam ordo ini memiliki rangka yang selalu mengandung megaskleres choanosomal dan dermal.  Contoh Coelosphoera dan Myxilla
3.     Ordo Haplosclerida. Porifera ini kadang-kadang memiliki rangka silikat yang jika ada terbuat dari kategori tunggal dari megaskleres yang terletak pada serat spongin atau bergabung dalam suatu anyaman yang diikat dengan perekat spongin. Contoh Haliclona,. Megaskleresnya  berupa diactinal dan kadang-kadang berupa monactinal yang sedikit bervariasi dalam hal ukuran. Jika ada, mikroskleresnya berupa Chelate, taxiform, sigmoid atau raphdes. Beberapa genus seperti Dactylia tidak memiliki spikula dan mempunyai rangka dari serat sponin. Rangka dermal berspikula tidak pernah ada . Dermal yang terspesialisasi hanya terlihat pada Callyspongiidae dimana suatu jaringan yang kompleks dari serat spongin bercabang-cabang menembus lapisan dermal. Contoh Callyspongia
4.    Ordo Dictyoceratida. Porifera  yang masuk dalam ordo Dictyoceratida tidak meiliki spikula. Rangka sepenuhnya tersusun dari suatu anyaman  dari serat spongin yang bisa menyertakan partikel lain seperti pasir,kerang,spikula atau spons lain. Lapisan dermal sering diperkuat oleh spongin A.
c)    Kelas Calcarea
            Calcarea merupakan spons yang hidup di laut. Spons ini memiki kerangka spikula dari zat kapur yang tidak terdeferensiasi menjadi megaskleres dan mikroskleres. Bentuk spons ini bervariasi dari bentuk yang menyerupai vas dengan simetri radial hingga bentuk bentuk koloni yang membentuk bangunan serupa anyaman dari pembuluh-pembuluh yang kecil hingga lembaran dan bahkan ada yang mencapai bentuk raksasa.
·      Sub kelas Calcaronea
            Ciri khas dari sub kelas ini adalah larvanya yang berupa  larva amphibalstulae. Koanosit terletak pada posisi apical. Flagela dari tiap koanosit muncul dari nucleus. Spikula triradiate biasanya satu helai yang terpanjang dari yang lain . Struktur tipe saluran air yang ada pada sub kelas ini berupa tipe leuconoid yang berasal dari tipe syconoid.
1.    Ordo Leucosolenida. Tipe ini memiliki struktur Asconoid. Contoh Leucosolenia
2.    Ordo Sycettida. Tipe saluran air yang ada pada ordo ini ada yang berupa Syconoid atau Leuconoid. Contoh Sycon
·      Sub Kelas Calcinea
            Ciri khas yang ada sub kelas Calcinea adalah larvanya yang berupa parenchymula dan flagella dari koanosit muncul tersendiri dari nucleus koanosit yang menempati  dasar sel.Pada sebagian besar spesies triradiata , spikula memiliki ukuran yang sama. Bentuk Leuconoid yang ada pada sub kelas ini tidak berasal dari tipe syconoid tetapi langsung berupa anyaman dari asconoid.
1.    Ordo Clathrinida
Ciri khas dari ordo ini adalah tipe saluran airnya berupa asconoid yang secara permanen serta tidak memiliki membrane dermal atau korteks. Contoh Clathrin.
2.    Ordo Leucettida
Ciri khas dari Ordo ini adalah tipe saluran air yang berupa Syconoid hingga Leuconoid dengan membrane dermal atau korteks yang jelas. Contoh Leucascus levcetta.
3.    Ordo Pharetronida
Ciri khas yang ada pada ordo ini adalah tipe saluran airnya yang berupa Leuconoid dan rangka tersusun dari  spikula quadriradiata yang disertai penguat calcareous. Contoh Petrobiona dan Minchinella.
                              
   4.) Reproduksi Porifera


   Perkembangbiakan Porifera dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

Ø Vegetatif
1.    Pembentukan tunas. Tunas yang terbentuk memisahkan diri dari induknya kemudian
     terbentuk individu baru.
2.    Gemmulae (butir benih). Gemmulae adalah sejumlah sel mesenkim yang berkelompok
dan berbentuk seperti bola yang dilapisi kitin serta diperkuat spikula. Gemmulae terbentuk jika keadaan lingkungan sedang tidak menguntungkan. Ketika keadaan lingkungan membaik, gemmulae akan terbentuk menjadi individu baru. Gemmulae hanya dimiliki oleh porifera air tawar.
Proses pembentukan gemmulae adalah sebagai berikut :
Pertama-tama arkeost mengumpulkan nutrient dengan memfagosit sel lain untuk dikumpulkan dalam rongga tubuh. Sel tertentu kemudian mengelilingi secret kumpulan tersebut dan membungkusnya. Terbentuklah kumpulan/cluster dan kapsul yang mengelilingi. Pada kondisi yang tepat gemmulae menetas dan sel-sel di dalamnya keluar dan berdiferensiasi membentuk spons baru.
Ø  Generatif
perkembangbiakan generatif berlangsung secara anisogami, yaitu dengan peleburan gamet jantan (mikrogamet) dengan gamet betina (makrogamet). Dari peleburan ini dihasilkan zigot yang kemudian berkembang menjadi larva bersilia.

5.)  Cara Porifera membentuk kehidupan
1.    Metode makanan
            Choanocytes menciptakan arus air dan menangkap makanan.  Collar adalah sebuah cincin yang berisi 30 lipatan (mikrovili), terhubung oleh jembatan menyilang. Makanan diserap oleh cel penelan makanan di kaki collar. Dalam Calcarea dan Demospongiae bagian dalamnya sudah berubah untuk membentuk saluran dan ruang flagel. Susunan ini menyediakan permukaan area yang luas yang tertutup dalam Choanocytes dan perlahan air mengalir melalui sel ini, menggunakan banyak waktu untuk penangkapan makanan.
           
Partikel makanan yang cukup datang karena air terpompa secara intensive dan tiba-tiba : contohnya, seekor spesimen Leuconia (demospomgiiae) yang tumbuh 10 cm tingginya dengan diameter 1 cm berisi sekitar 2,2 juta ruang flagel dan memompa 22,5 liter air perhari. Oskular memancar keluar 8,5 cm perdetik. Amoebatic membantu sirkulasi makanana melalui sponge, semua usus berada dalam sel.
2.    Perilaku
            Hewan ini bersifat sessile, tidak mempunyai organ perasa, syaraf dan otot; apa yang dapat mereka jadikan cara hidup dalam berperilaku? Dimulai dari perkiraan yang terendah, kita dapat menemukannya sedikit sulit. Contohnya, jumlah getaran flagel dapat dipengaruhi oleh beberapa hal : pada satu percobaan dengan Halichondria yang getaran flagelnya mencapai 3 cm di dalam air dan meningkat menjadi 7 cm perdetik ketika pengaruh luar meningkat. Ada ukuran komunikasi, bahkan kordinasi dalam sel : contohnya,pembesaran sebuah saluran mungkin disebarkan dan rangsangan seperti sentuhan, pembukaan ke air atau udara dapat menghasilkan penutupan osculum yang renggang.
          Ini adalah Hexactinellida yang berbeda, tingkatan kordinasi yang lebih tinggi telah ditemukan. Diameter oskula tidak dapat berubah, tapi stimulasi mekanik dan elektrik flagel di setiap ruangan mungkin berhenti bergetar. Tidak ada syaraf : impuls elektrik lewat melalui lapisan syncitium yang berkesinambungan. Sponge tanpa signal elektrik dapat dikenali.
3.    Reproduksi dan perkembangan
            Pada reprosuksi seksual, gamet terbentuk di mesohyl dengan pembedaan sel lain. Kebanyakan sponge adalah hermaprodit, tapi dengan pembuahan silang. Ketika sperma dari spesies yang sama masuk ke dalam ostium, itu ditelan oleh choanocyte yang menghilangkan flagelnya dan bergerak melalui jelly sampai menemukan sebuah telur, tata caranya sangat berbeda dengan metazoa lainnya.
            Hewan sessile dewasa selalu perlu larva yang berenang bebas untuk pemisahan. Sponge mempunyai larva flagel yang sederhana, yang biasanya berkembang dalam tubuh induk dan kemudian lepas untuk berendang dan melekatkan diri di tempat yang cocok. Beberapa spesies  mencapai pembubaran dengan pemisahan aseksual yang diikuti pembebasan larva dari bagian yang dipisahkan.
BAB V
PENUTUP
A.  Simpulan
  Dari hasil penelitian kami laksanakan, maka kami dapat menarik kesimpulan yaitu: dengan adanya sistem pengawetan yang baik, hewan yang ditemukan dan dikoleksi dilapangan  tidak akan mengalami kerusakan misalnya akibat pengerutan atau pembusukan. hal ini di buktikan oleh  beberapa penelitian termasuk penelitian yang diadakan di SMAN 1.
Dengan itu maka pengawetan pada hewan invertebrata terdiri atas 2 yaitu Herbarium basah dan Herbarium kering .Herbarium kering adalah tekhnik mengawetkan hewan dengan cara pengeringan dibawah terik matahari ,sedangkan herbarium basah dibuat dengan cara memasukan spesimen hewan ke dalam botol/toples yang berisi campuran larutan aquades dan formalin.

.
B.  Saran
Saran kami yaitu, bagi semua masyarakat terutama siswa agar mereka sadar bahwa hewan hewan invertebrata yang ada dilaut masing mempunyai banyak manfaat terutama pada bulu babi mampu menyembuhkan beberapa jenis penyakit misalnya mereduksi kolesterol jahat dalam darah, menurunkan tekanan darah, memperbaiki sistem metabolisme, menambah vitalitas.Selain itu juga porifera
Kemudian Poterion merupakan organisme laut yang bisa di gunakan untuk bahan pembersih perabotan dan pembersih badan ,untuk itu mungkin perlu dikenalkan kepada masyarakat luas. Dunia tumbuhan juga bisa memberikan sumber makanan bagi manusia sehingga jika di bumi hanya ada tumbuhandan manusia saja, hal itu akan menjadi masalah yang besar karena tidak adanya keseimbagan ekosistem.oleh karena itu kita harus menjaga kelestarian mahkluk hidup di sekitar kita agar dapat berkembang-biak secara terus menerus.

 

DAFTAR PUSTAKA


Aslan,  L.M., 2003.  Penuntun Praktikum Avertebrata Air. Fakultas  Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo Kendari.
 Bouillon, J. Graviti, C., Pages, F. Gili, J. M. Bocro. 2004. Fauna of The      Mediteraniane Hydrozoa. Scientia Marina68 (Supl 2):5-438.
Fenner, P. J. Williamson, J. A. Burnett, J. W. And Rifkin, J. 1993. First and Tretment of    Jellyfish stings in Australia : Response to a newly differentiated species. Medical             Journal of Australia 158 : 498-501.
Anonimous.2012.
http://wapedia.mobi/id/berkas:seaurchin.jpg
Kimball, J.W. 2000. Biologi jilid empat edisi pertama.Erlangga Jakarta.
Sugiarti, S. 2004. Invertebrata Air. Lembaga Sumberdaya Informasi IPB. Bogor.
Priadi, Arif.2010. Biologi SMA Kelas X. Jakarta:Yudhistira.
                             Priadi, Arif & Silawati, Tri.2006. Sains Biologi SMA Kelas X.Jakarta:Yudhistira.








LAMPIRAN